Analisis Foskolonial dalam Novel Wind From Paradise (Angin Surga) karangan Ummu Saad, et.al.
Novel ini di karang oleh Ummu Saad,et,al.tentang seorang Remaja yang ingin menjadi mujahid. Bernama Diraar.asal Pakistan dia adalah salah satu mahasiswa Universitas di Kota Pakistan.
Novel ini mengkaji tentang foskolonial karena pada cerita Novel ini seorang remaja telah menyadarkan kita betapa pentingnya saling menjaga satu sama lain sebagai umat beragama. Hal ini dapat di lihat dari perjuangan seorang remaja, dia berasal dari keluarga yang sederhana.
Bahkan bukan hanya dari segi saling menghargai satu sama lainnya namun dalam hal kemanusiaan juga,Diraar dan teman-temannya berjuang di jalan Allah SWT, Demi menjaga saudara seimannya.
Mungkin di jaman sekarang ini kita sulit menemukan seorang remaja seperti Diraar.
Berperang belum tentu semua orang bisa dan mampu melakukannya, seperti yang Diraar lakukan itu. Oleh karena itu kita sebagai remaja sebaiknya mempunyai jiwa dan hati seperti Diraar.
Setelah Diraar menikah dengan wanita pilihan kakanya yang dulu memang Diraar tidak suka terhadap wanita itu tetapi sekarang sudah mulai mencintai nya.
Wanita itu berasal dari Pakistan, bernama Ibtisam. Wanita ini di nikahi oleh Diraar. Ibtisam mempunyai cita - cita yang sama seperti Diraar ingin berperang untuk menjaga saudara seimannya, tetapi Allah berkehendak lain, Allah memberi cobaan sehingga Ibtisam tidak bisa mencapai cita-citanya itu.
Diraar tidak mengetahui kalau istrinya menginginkan Diraar untuk menjaga saudara seimannya.
Dulu Diraar masih sangat polos yang tak menegerti apa-apa. Pada waktu pagi hari ibunya menyuruh Diraar dan kakak nya untuk berbelanja tetapi kakak nya malah membawa dia ke subuah perpustakaan untuk membicarakaan sesuatu,
Kakak nya mau menjodohkan Diraar dengan seorang Gadis asal Pakistan,tetapi Diraar mengelaknya karena dia belum mau menikah karena dia masih ingin mengejar cita-cita nya yaitu menjadi mujahid di medan perang.
Pada suatu hari dia pergi ke suatu perkampungan dan Diraar bertemu dengan dua orang yaitu salim dan salman yang menemui Diraar dan menawari untuk bergabung bersama mereka menjadi mujahid.
Tetapi waktu itu Diraar masih memikirkan hal itu ,karena dia takut tidak di ijinkan oleh orang tua nya dan keluargan nya.walaupun memang sesungguhnya itu adalah cita-cita Diraar dari semenjak kecil.
Pada suatu pagi Diraar melihat ada seorang pria yang bernama Akh Antum sedang mengajar suatu aliran tentang mujahidin di kampus nya. Sewaktu Diraar sedang makan siang Akh Antum menghampiri dan mereka berkenalan.
Diraar tertarik dengan ajaran yang di ajarkan oleh Akh Antum tadi dan mereka bersepakat untuk bertemu kembali di lain waktu untuk membicarakan bagaimana kalau dia ingin bergabung dalam alirannya itu.
Pada waktu itu Diraar jadi menikah dengan Gadis pilihan kakank nya itu. Pada hari-hari awal pernikahan itu begitu indah. Tapi kini dia merasa begitu lemah, tubuhnya terasa lemas, pandangan matanya gelap… kadang nahar…..
Gadis ini juga bercita-cita yang sama ingin menjadi mujahid di jalan Allah tetapi Allah berkehendak lain, Gadis ini sakit dan harus beristirahat untuk waktu yang lumayan lama, tetapi Diraar bukannya merawat dan menjaga istri nya itu tapi dia malah menitipkan istrinya itu kepada ibu nya.
Diraar berkata “kita akan berobat keluar negeri,insyaAllah.”
Sebenarnya Bukan berobat yang ibtisam inginkan!! Dia ingin Diraar pergi untuk menjaga saudara seiman. Dia juga tidak tahu bahwa Diraar juga menginginkan hal yang sama.keduanya diam, tidak ingin melukai satu sama lain.
Sungguh tidak mudah menemukan seorang Remaja yang berjiwa pejuang di masa sekarang.meskipun nyawa yang menjadi taruhan nya.
Begitu banyak hal-hal yang menjadi halang merintang yang terjadi padanya demi mengejar cita-cita yang sejak kecil di inginkannya.
Malam perlahan turun menyelimuti hutan itu, membenamkan musuh dalam kamp mereka dan menyembunyikan yang terluka dalam gelapnya. Lebih sekali tapak-tapak kaki musuh melintas di dekatnya. Dia harus menahan napas dan mengucap do’a dalam hati setiap mereka lewat! Mereka seolah bisu, tuli dan buta,,, dia tidak akan pindah kemana-mana sebelum tiba-tiba terdengar suara… hah!! Bulldozer! Mereka menyisir hutan?
Dalam kegelapan malam Diraar berangkat untuk berperang di Negara Afganistan. Dengan hati yang gundah gulinah Karena dia harus meninggalkan istrinya yang sedang sakit.
Pada kehidupan yang sekarang mungkin banyak orang yang berkata mustahil ada seorang anak muda yang berani berjuang dan nyawa menjadi taruha nya.
Saya sangat setuju dengan perkataan banyak orang itu tentang berjuang di medan perang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Masih banyak masalah yang harus di pertanggung jawabkan.
Sewaktu malam dua orang pria itu berkata “kamu harus percaya padaku, ada pria di kegelapan malam itu. Ada hembusan angina yang tidak biasa dengan harum yang luar biasa tadi malam.”
Malam perlahan turun menyelimuti hutan itu.membenamkan musuh dalam kampung mereka dan menyembunyikan yang terluka dalam gelapnya. Lebih sekali tapak kaki musuh melintas di dekat nya.
Mereka sempat berfikir.” Apa yang harus dia lakukan? Melarikan diri sama tidak mungkinnya dengan tinggal diam.
Tetapi peluruh telah bersarang di kaki Diraar dengan menahan rasa sakit dia terus berjuang demi menjaga saudara seiman nya.
Hal yang terburuk yang pernah terjadi adalah dia tidak punya senjata.sebenarnya dia dan tariq akan mendapatkan senjata di pemberhentian berikutnya.tapi tragedy itu terjadi dan sekarang dia tertinggal.
Dia berpikir keras….aku tidak suka mati begini.aku lebih suka mati berperang dalam melawan mereka.
Tiba-tiba kakinya yang terluka tembak gemetar dan dia roboh. Serentak tembakan mengarah padanya. Sebutir lagi bersarang di bahunya.
Darah segar keluar dari mulutnya dan dia jatuh tersungkur. Senjata yang baru dirampasnya terjatuh.telinga berdengung dan menjadi tuli. Rasa sakitnya terasa begitu jauuuh…………….
Ibtisam tiba-tiba terbangun dan duduk. Memang firasat istri itu sangat kuat apa yang terjadi pada suaminya jika sesuatu hal yang buruk terjadi padanya seorang istri akan bisa merasakannya.
Tariq bwrdiri mematung….. Suara tembakan semakin gencar terdengar dari lembah di bawah sana. Udara pagi terasa panas dan berangin. Tidak ada tanda-tanda….
“jangan ke sana…. Tempat itu terbuka!!”
“dari sini mereka kelihatan…”
Diraar menembak…. Satu…dua…ada kebahagiaan dalam hatinnya yang terdalam.
“Aku menembak dua… Allhu Akbar!!”
Serentak tembakan merobohkan Diraar. Senjatanya lepas dari genggaman.” Allahu Akbar!!!” semua menoleh kearahnya…. Angina itu kini berhembus kencang…dengan bau harum…. Senyum menghias bibirnya… mimpinya menjadi kenyataan.
Jadi..para pemimpi itu pun memasuki mimpinya,…. Tanpa akhir… mimpi yang telah menjadi nyata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar