1. Pengertian Menyimak
Dalam peristiwa menyimak ada tiga factor dominan :
1. Faktor kesengajaan tampak dengan jelas dan nyata
2. Faktor pemahaman harus ada dan tampak pula dengan jelas
3. Faktor penilaian dapat muncul dengan nyata pula
Kelengkapan faktor-faktor inilah yang membuat menyimak lebih tinggi tarafnya dari mendengarkan maupun mendengar.
Aktivitas penyimak dalam suatu peristiwa menyimak dapat digambarkan seperti berikut ini. Penyimak mendengarkan bunyi bahasa yang diucapkan secara langsung atau rekaman baik melalui radio, televisi atau kaset. Bunyi bahasa itu didefinisikan dan dikelompok-kelompokkan menjadi kata, kelompok kata, kalimat, paragraf, atau wacana. Bunyi bahasa yang diterima diperjelas dan dipertegas oleh bahasa tubuh seperti perubahan roman muka, gerak-gerik tangan dan anggota tubuh lainnya. Bahkan lagu bicara, tekanan, dan intuisipun diperhatikan untuk menafsirkan bunyi bahasa yang sudah ditangkap melalui telinga. Kemudian penyimak mengambil keputusan apakah menerima atau menolak isi pesan yang tersirat dalam media bahasa itu. Berdasarkan hasil keputusan inilah penyimak memberikan tanggapan terhadap hasil simakannya.
Berdasarkan uraian mengenai proses kegiatan penyimak tersebut di atas dapat disusun pengertian atau definisi menyimak seperti berikut. Menyimak adalah suatu proses yang mencakup kegiatan mendengar, mengidentifikasi, dan menginterpretasi bunyi bahasa kemudian menilai hasil interpretasi makna dan menanggapi pesan yang tersirat di dalam bahasa tersebut. Dalam bahasa yang mudah lagi sederhana menyimak berarti kemampuan memahami pesan yang disampaikan melalui bahasa lisan.
Sebenarnya hampir semua manusia yang normal memiliki potensi terampil menyimak. Hanya karena gangguan tertentu pada fisik dan psikis seseorang dan kesempatan berlatih yang berbeda membuat kemampuan menyimak orang per orangan berbeda.
Berikut ini satu demi satu butir ciri-ciri penyimak ideal :
1. Kesiapan Fisik dan Mental
2. Motivasi dan Kesungguhan
3. Objektif dan menghargai pembicara
4. Menyimak secara menyeluruh namun selektif
5. Tanggap situasi dan kenal arah pembicaraan
6. Kontak dengan pembicara
7. Merangkum isi pembicaraan
8. Menilai dan menanggapi hasil pembicaraan
Ada sejumlah komponen yang terlibat dalam keterampilan menyimak, antara lain:
· pembedaan bunyi-bunyi bahasa
· pengenalan kata-kata (kosakata)
· pengidentifikasian kelompok-kelompok kata yang gramatikal
· pengidentifikasian satuan-satuan pragmatis - ekspresi dan seperangkat ujaran yang berfungsi sebagai satu kesatuan untuk menciptakan makna
· penghubungan antara penanda linguistik dan paralinguistik (intonasi dan tekanan) dan antara penanda linguistik dan nonlinguistik (gerakan tubuh dalam situasi tertentu) untuk membangun makna
· penggunaan latar belakang pengetahuan (apa yang telah diketahui tentang isi atau bahan simakan) dan konteks (apa yang telah diujarkan) untuk memprediksi makna
· pengingatan kata-kata atau ide-ide yang penting (Rost, 1990: 6).
Seseorang yang memiliki kemampuan menyimak yang baik tidak selalu mampu memahami apa yang disimak. Oleh karena itu, untuk memahami pesan yang disampaikan oleh pembicara, ada beberapa aksi yang perlu dilakukan dalam setiap situasi menyimak.
Aksi yang ditampilkan oleh penyimak merupakan proses kognitif atau mental sehingga tidak mungkin ditinjau atau diamati secara langsung. Guru hanya bisa melihat efek dari aksi ini. Aksi terpenting untuk kesuksesan menyimak adalah proses pembuatan keputusan.
Penyimak harus membuat beberapa keputusan, seperti:
· Jenis situasi menyimak apa saja yang dimunculkan?
· Rencana apa yang disusun untuk menyimak?
· Kata-kata dan satuan-satuan makna apa saja yang penting untuk disimak?
· Apakah pesan yang disampaikan masuk akal?
Menyimak berarti mendengarkan dengan baik-baik, dengan penuh perhatian akan apa yang diucapkan seseorang, yang dibarengi suatu kesanggupan untuk mengingat dan memahami isi pesan.
Keterampilan menyimak yang baik menyangkut sikap, ingatan, persepsi, kemampuan membedakan, intelegensi, perhatian, motivasi, dan emosi harus dilaksanakan secara integral dalam tindakan yang optimal pada saat penyimakan berlangsung. Menyimak yang memadai merupakan basis kemampuan berbicara yang sangat penting dan juga merupakan dasar untuk keberhasilan kemampuan membaca dan menulis.
2. Tujuan menyimak
1) Menyimak untuk mendapatkan fakta
Untuk mendapatkan fakta, Anda dapat melakukan berbagai cara. Salah satu cara ialah dengan menyimak. Sarana yang dipergunakan dalam menyimak untuk mendapatkan fakta di antaranya dapat dilakukan melalui radio, televisi, pertemuan ilmiah, dan ceramah.
Dari berbagai sarana itu, dapat diperoleh berbagai fakta. Misalnya: para petani dapat mendengarkan siaran radio pertanian yang disiarkan oleh pemerintah secara nasional untuk mendapat informasi pertanian.
2) Menyimak untuk menganalisis fakta
Yang dimaksudkan dengan menganalisis fakta ialah menguraikan fakta atas unsur-unsur untuk pemahaman secara menyeluruh. Tujuan utama analisis fakta ialah untuk memahami makna dari segi yang paling kecil. Dengan demikian, Anda sebagai penyimak dapat memahami setiap aspek fakta, sehingga fakta tersebut dapat dipahami dengan baik.
Pemahaman makna fakta dapat Anda lakukan dengan secermat-cermatnya melalui makna setiap kata, frase, kalimat, dan wacana. Hal itu dapat Anda lakukan dengan cara mendengarkan sungguh-sungguh. Akan tetapi, Anda sebagai penyimak juga dapat menyadari bahwa Anda tidak mungkin akan menganalisis semua fakta yang tertangkap oleh indera pendengar dan yang masuk ke dalam otak manusia.
3) Menyimak untuk mengevaluasi fakta
Evaluasi fakta dapat Anda lakukan dengan pertanyaan-pertanyaan berikut: (a) bernilaikah fakta-fakta itu?, (b) Sahihkah fakta-fakta itu? (c) Adakah relevansi fakta-fakta tersebut dengan pengetahuan dan pengalaman penyimak?
Jika fakta yang Anda terima sebagai penyimak itu Anda rasakan bernilai, akurat, dan ada relevansinya dengan pengetahuan dan pengalaman Anda, fakta-fakta tersebut dapat Anda gunakan untuk menambah pengetahuan. Jika fakta tersebut tidak sesuai, fakta-fakta tersebut perlu Anda tolak. Jadi, fungsi utama penyimak mengevaluasi fakta adalah untuk memutuskan apakah fakta-fakta tersebut akan diterima atau ditolaknya.
4) Menyimak untuk mendapatkan inspirasi
Istilah inspirasi sering digunakan sebagai alasan seseorang untuk melakukan kegiatan menyimak. Inspirasi biasanya dapat diperoleh melalui kegiatan menyimak ceramah, televisi, pertemuan-pertemuan ilmiah, pertemuan reuni, pertemuan para bintang artis, diskusi, debat, dan lain sebagainya.
Seorang pembicara yang inspiratif ialah pembicara yang selalu berusaha mendorong, memotivasi, menyentuh emosi, memberikan semangat, dan membangkitkan kegairahan penyimak untuk mendapatkan inspirasi. Pada akhirnya, penyimak tergugah emosinya terhadap hal-hal yang disampaikan pembicara.
Untuk mendapatkan inspirasi tentang penciptaan puisi, Anda sebagai penyimak dapat menyimak pembacaan puisi, rekaman deklamasi, mengikuti lomba membaca puisi, dan lain sebagainya. Semakin banyak kegiatan menyimak tentang puisi, inspirasi tentang puisi semakin besar.
5) Menyimak untuk mendapatkan hiburan
Hiburan dapat Anda peroleh melalui menyimak seperti menyimak lagu-lagu dari radio, televisi, rekaman tape recorder, rekaman VCD, atau dapat juga diperoleh melalui kegiatan menyimak ceramah atau pidato. Radio merupakan hiburan yang paling murah bagi sebagian masyarakat Indonesia. Selain radio, sarana hiburan murah yang lain ialah televisi. Kehebatan sarana hiburan televisi ialah selain menyajikan suara yang bisa disimak, sarana itu menyajikan gambar karena televisi merupakan gabungan antara audio dan visual.
Dalam suatu ceramah atau pidato, jika pembicara ingin berhasil, ia juga harus dapat menghibur penyimaknya atau memberikan rasa senang kepada penyimak. Hal itu dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai media pembantu atau dengan kata-kata yang lembut, penuh perhatian/ dukungan, diksi yang tepat, dan dapat juga dengan selingan humor.
6) Menyimak untuk memperbaiki kemampuan berbicara
Kosakata hasil simakan seseorang akan berpengaruh terhadap kemampuan berbicaranya. Semakin banyak kosakata yang Anda kuasai melalui menyimak, akan semakin tinggi pula kemampuan Anda berbicara. Anda tahu, bahwa pada awal usianya, seorang anak akan mengenal kata-kata dan belajar berbicara dari hasil simakan mereka.
3. Tahapan Menyimak
Ruth G. Strickland (dalam Tarigan, 1990: 29) menyimpulkan adanya sembilan tahap menyimak, mulai dari yang tidak berketentuan sampai pada yang amat bersungguh-sungguh. Kesembilan tahap dimaksud adalah sebagai berikut.
1) Menyimak berkala, yang terjadi pada saat-saat anak merasakan keterlibatan langsung dalam pembicaraan mengenai dirinya.
2) Menyimak dengan perhatian dangkal karena sering mendapat gangguan dengan adanya selingan-selingan perhatian kepada hal-hal di luar pembicaraan.
3) Setengah menyimak karena terganggu oleh kegiatan menunggu kesempatan untuk mengekspresikan isi hati, mengutarakan apa yang terpendam dalam hati sang anak.
4) Menyimak serapan karena sang anak keasyikan menyerap atau mengabsorpsi hal-hal yang kurang penting, jadi merupakan penjaringan pasif yang sesungguhnya.
5) Menyimak sekali-sekali, menyimpan sebentar-sebentar apa yang disimak; hanya memperhatikan kata-kata sang pembicara yang menarik hatinya saja.
6) Menyimak asosiatif; hanya mengingat pengalaman-pengalaman pribadi secara konstan, yang mengakibatkan sang penyimak benar-benar tidak memberikan reaksi terhadap pesan yang disampaikan pembicara.
7) Menyimak dengan reaksi berkala terhadap pembicara dengan membuat komentar ataupun mengajukan pertanyaan.
8) Menyimak secara saksama, dengan sungguh-sungguh mengikuti jalan pikiran sang pembicara.
9) Menyimak secara aktif untuk mendapatkan serta menemukan pikiran, pendapat, dan gagasan sang pembicara.
4. Jenis-jenis Menyimak
Secara garis besar, Tarigan (1990: 35) membagi jenis menyimak itu menjadi beberapa macam, antara lain: (1) menyimak ekstensif dan (2) menyimak intensif. Kedua jenis menyimak itu sangat berbeda. Perbedaan itu tampak dalam cara melakukan kegiatan menyimak. Menyimak ekstensif lebih banyak dilakukan oleh masyarakat umum. Misalnya: orang tua dan anak-anak menyimak tayangan sinetron dari televisi, berita radio dan lain sebagainya.
Menyimak intensif lebih menekankan kemampuan memahami bahan simakan. Misalnya dalam menyimak materi kuliah, dosen biasanya menuntut agar mahasiswanya memahami penjelasannya. Selanjutnya, untuk mengukur daya serap mahasiswa, dosen memberikan pertanyaan.
1 Menyimak Ekstensif
Menyimak ekstensif ialah proses menyimak yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti: mendengarkan siaran radio, televisi, percakapan orang di pasar, khotbah di masjid, pengumuman di stasiun kereta api, dan sebagainya. Ada beberapa jenis kegiatan menyimak ekstensif, antara lain berikut ini.
a) Menyimak Sosial
Menyimak sosial dilakukan oleh masyarakat dalam kehidupan sosial, seperti di pasar, terminal, stasiun, kantor pos, dan sebagainya. Kegiatan menyimak ini lebih menekankan pada faktor status sosial, unsur sopan santun, dan tingkatan dalam masyarakat. Misalnya: seorang anak Jawa menyimak nasihat neneknya dengan sikap dan bahasa yang santun. Dalam hal ini, nenek memiliki peran yang lebih utama, sedang anak merupakan peran sasaran.
b) Menyimak sekunder
Menyimak sekunder terjadi secara kebetulan. Misalnya: jika seorang pembelajar sedang membaca di kamar, ia juga dapat mendengarkan percakapan orang lain, suara siaran radio, suara televisi, dan sebagainya. Suara tersebut sempat terdengar oleh pembelajar tersebut, namun ia tidak terganggu oleh suara tersebut.
c) Menyimak Estetika
Menyimak estetika sering disebut menyimak apresiatif. Menyimak estetika ialah kegiatan menyimak untuk menikmati dan menghayati sesuatu. Misalnya: menyimak pembacaan puisi, rekaman drama, cerita, syair lagu, dan sebagainya.
d) Menyimak Pasif
Menyimak pasif ialah menyimak suatu bahasan yang dilakukan tanpa upaya sadar. Misalnya: dalam kehidupan sehari-hari, seseorang mendengarkan bahasa daerah, setelah itu dalam masa dua atau tiga tahun ia sudah mahir menggunakan bahasa daerah tersebut. Kemahiran menggunakan bahasa daerah tersebut dilakukan sebagai hasil menyimak pasif. Namun, pada akhirnya orang itu dapat menggunakan bahasa daerah dengan baik.
Kegiatan menyimak pasif banyak dilakukan oleh masyarakat awam dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pendidikan di sekolah tidak dikenal istilah menyimak pasif. Pada umumnya, menyimak pasif terjadi karena kebetulan dan ketidaksengajaan.
2 Menyimak Intensif
Menyimak intensif merupakan kegiatan menyimak yang dilakukan dengan sungguh-sungguh dan dengan tingkat konsentrasi yang tinggi untuk menangkap makna yang dikehendaki. Berikut ini adalah hal-hal yang berkaitan dengan menyimak intensif.
a) Menyimak intensif ialah menyimak pemahaman
Pemahaman ialah proses memahami suatu objek. Pemahaman dalam menyimak merupakan proses memahami suatu bahan simakan.
Pada dasarnya orang melakukan kegiatan menyimak intensif dengan tujuan untuk memahami makna bahan yang disimak dengan baik. Pemahaman merupakan prioritas pertama. Hal itu berbeda dengan menyimak ekstensif yang lebih menekankan hiburan, kontak sosial, ketidaksengajaan, dan lain sebagainya. Jadi prioritas menyimak intensif ialah memahami makna pembicaraan.
b) Menyimak intensif memerlukan konsentrasi tinggi
Konsentrasi ialah memusatkan semua gejala jiwa seperti pikiran, perasaan, ingatan, perhatian, dan sebagainya kepada salah satu objek. Dalam menyimak intensif diperlukan pemusatan gejala jiwa menyeluruh terhadap bahan yang disimak.
Agar penyimak dapat melakukan konsentrasi yang tinggi, maka perlu dilakukan dengan beberapa cara, antara lain:
· menjaga agar pikiran tidak terpecah,
· perasaan tenang dan tidak bergejolak,
· perhatian terpusat pada objek yang sedang disimak,
· penyimak harus mampu menghindari hal-hal yang mengganggu kegiatan menyimak, baik internal maupun eksternal.
c) Menyimak intensif ialah memahami bahasa formal
Bahasa formal ialah bahasa yang digunakan dalam situasi formal. Yang dimaksudkan dengan situasi formal ialah situasi komunikasi resmi. Misalnya: ceramah, diskusi, berdebat, temu ilmiah dan lain sebagainya. Bahasa yang digunakan dalam ceramah ilmiah, temu ilmiah, atau diskusi ialah bahasa resmi atau bahasa baku. Bahasa baku lebih menekankan makna.
d) Menyimak intensif diakhiri dengan reproduksi bahan simakan
Reproduksi ialah kegiatan mengungkapkan kembali sesuatu yang telah dipahami. Untuk membuat reproduksi dapat dilakukan secara :
· lisan (berbicara)
· tulis (menulis, mengarang).
Reproduksi dilakukan setelah menyimak. Fungsi reproduksi itu antara lain
· mengukur kemampuan integratif antar menyimak dan berbicara,
· mengukur kemampuan integratif antara menyimak dengan menulis atau mengarang,
· mengetahui kemampuan daya serap seseorang,
· mengetahui tingkat pemahaman seseorang tentang bahan yang telah disimak.
Menyimak intensif merupakan salah satu kegiatan menyimak yang terdiri atas beberapa jenis. Berikut ini dikemukakan jenis-jenis menyimak intensif.
(a) Menyimak Kritis
Menyimak kritis ialah kegiatan menyimak yang dilakukan dengan sungguh-sungguh untuk memberikan penilaian secara objektif, menentukan keaslian, kebenaran, dan kelebihan serta kekurangan-kekurangannya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyimak kritis:
· mengamati tepat tidak ujaran pembicaraan,
· mencari jawaban atas pertanyaan “mengapa menyimak?” dapatkah penyimak membedakan antara fakta dan opini dalam menyimak? Dapatkah penyimak menafsirkan makna idiom, ungkapan, dan majas dalam kegiatan menyimak? (Kamidjan, 2000: 212).
(1) Menyimak Konsentratif
Menyimak konsentratif ialah kegiatan menyimak yang dilakukan dengan penuh perhatian untuk memperoleh pemahaman yang baik terhadap informasi yang disimak.
Kegiatan menyimak konsentratif bertujuan untuk:
· mengikuti petunjuk-petunjuk,
· mencari hubungan antarunsur dalam menyimak,
· mencari hubungan kuantitas dan kualitas dalam suatu komponen,
· mencari urutan penyajian dalam bahan menyimak, dan
· mencari gagasan utama dari bahan yang telah disimak.
(2) Menyimak Eksploratif
Menyimak eksploratif ialah kegiatan menyimak yang dilakukan dengan penuh perhatian untuk mendapatkan informasi baru. Pada akhir kegiatan, seorang penyimak eksploratif akan:
(a) menemukan gagasan baru,
(b) menemukan informasi baru dan informasi tambahan dari bidang tertentu,
(c) menemukan topik-topik baru yang dapat dikembangkan pada masa yang akan datang, dan
(d) menemukan unsur-unsur bahasa yang bersifat baru.
(3) Menyimak Kreatif
Menyimak kreatif ialah kegiatan menyimak yang bertujuan untuk mengembangkan daya imajinasi dan kreativitas pembelajar. Kreativitas penyimak dapat dilakukan dengan cara:
(1) menirukan lafal atau bunyi bahasa asing atau bahasa daerah, misalnya bahasa Inggris,
(2) mengemukakan gagasan yang sama dengan pembicara, namun menggunakan struktur dan pilihan kata yang berbeda,
(3) merekonstruksi pesan yang telah disampaikan penyimak,
(4) menyusun petunjuk-petunjuk atau nasihat berdasarkan materi yang telah disimak.
(4) Menyimak Interogatif
Menyimak interogatif ialah kegiatan menyimak yang bertujuan memperoleh informasi dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang diarahkan kepada pemerolehan informasi. Kegiatan menyimak interogatif bertujuan untuk:
(1) mendapatkan fakta-fakta dari pembicara,
(2) mendapatkan gagasan baru yang dapat dikembangkan menjadi sebuah wacana yang menarik,
(3) mendapatkan informasi apakah bahan yang telah disimak itu asli atau tidak.
(5) Menyimak Selektif
Menyimak selektif ialah kegiatan menyimak yang dilakukan secara selektif dan terfokus untuk mengenal bunyi-bunyi asing, nada, suara, dan bunyi-bunyi homogen, kata-kata, frase-frase, kalimat-kalimat, dan bentuk-bentuk bahasa yang sedang dipelajarinya.
Menyimak selektif memiliki ciri tertentu sebagai pembeda dengan kegiatan menyimak yang lain. Adapun ciri menyimak selektif ialah:
(1) menyimak dengan saksama untuk menentukan pilihan pada bagian tertentu yang diinginkan,
(2) menyimak dengan memperhatikan topik-topik tertentu, dan
(3) menyimak dengan memusatkan pada tema-tema tertentu.
Untuk saat ini kita akan membahan mengenail salah satu jenis menyimak, yaitu menyimak Eksploratif. Pertama-tama mari kita simak terlebih dahulu apa itu menyimak Eksploratif.
1. Pengertian Menyimak Eksploratif
Menyimak eksploratif ialah kegiatan menyimak yang dilakukan dengan penuh perhatian untuk mendapatkan informasi baru. Pada akhir kegiatan, seorang penyimak eksploratif akan:
(1) menemukan gagasan baru,
(2) menemukan informasi baru dan informasi tambahan dari bidang tertentu,
(3) menemukan topik-topik baru yang dapat dikembangkan pada masa yang akan datang, dan
(4) menemukan unsur-unsur bahasa yang bersifat baru.
Menyimak eksploratori atau menyimak penyelidikan adalah sejenis menyimak yang menempatkan kemampuan menemukan hal-hal baru atau hal-hal yang menarik sebagai informasi tambahan yang melengkapi topik pembicaraan atau isu-isu baru sesuai topik pembicaraan. Tujuan utama dari menyimak ekplorasi adalah menemukan informasi-informasi baru terkait materi pembicaraan sehingga mempermudah pemahaman terhadap topik yang dibicarakan.
Peningkatan serta kemajuan dalam bidang menyimak ekploratif atau menyimak penjelajahan untuk siswa dapat timbul dari kegiatan-kegiatan berikut :
v Memperluas dan memperdalam makna-makna kata. Siswa akan memahami makna dengan memperhatikan konteks pemakaian kata-kata.
v Setelah menyimak seperangkat petunjuk, para siswa akan mengadakan eksperimen sederhana.
v Setelah menyimak para siswa mencatat petunjuk-petunjuk
v Atau para siswa menyimak informasi baru mengenai topik yang sebagian telah atau pernah dipelajari.
KESIMPULAN
Menyimak eksploratif ialah kegiatan menyimak yang dilakukan dengan penuh perhatian untuk mendapatkan informasi baru. Pada akhir kegiatan, seorang penyimak eksploratif akan:
(5) menemukan gagasan baru,
(6) menemukan informasi baru dan informasi tambahan dari bidang tertentu,
(7) menemukan topik-topik baru yang dapat dikembangkan pada masa yang akan datang, dan
(8) menemukan unsur-unsur bahasa yang bersifat baru.
Menyimak eksploratori atau menyimak penyelidikan adalah sejenis menyimak yang menempatkan kemampuan menemukan hal-hal baru atau hal-hal yang menarik sebagai informasi tambahan yang melengkapi topik pembicaraan atau isu-isu baru sesuai topik pembicaraan. Tujuan utama dari menyimak ekplorasi adalah menemukan informasi-informasi baru terkait materi pembicaraan sehingga mempermudah pemahaman terhadap topik yang dibicarakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar